Sifat Dasar Mobilitas Sosial

Mobilitas Sosial – Dalam sebuah masyarakat terdapat istilah yang sering kita dengar yaitu mobilitas sosial. Banyak sekali masyarakat yang dalam kehidupan nya mengalami mobilitas sosial.

Namun tidak sedikit pula dari mereka juga tidak mengetahui dan menyadari bagaimana dan mengapa kita bisa terjun dalam sebuah mobilitas sosial.

Definisi Mobilitas Sosial

Mobilitas berasal dari kata mobilis,yang artinya mudah bermobilitas atau mudahdipindahkan. Mobilitas sosial ( social mobility) adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli

Mobilitas sosial terjadi pada semua masyarakat meskipun dengan kecepatan yang berbeda- beda, sesuai dengan sistem yang diterapkan masyarakat dalam menyusun kehidupansosialnya atau bermasyarakat.

Sifat Dasar Mobilitas Sosial

Masyarakat yang berkelas sosial terbuka adalah masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup adalah masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang rendah.

Pada masyarakat berkasta yang sifatnya tertutup, hampir tak ada gerak sosial yang Vertikal karena kedudukan seseorang telah ditentukan sejak dilahirkan.

Pekerjaan, pendidikan dan seluruh pola hidupnya. Karena struktur sosial masyarakatnya tidak memberikan peluang untuk mengadakan perubahan.

Dalam sistem lapisan terbuka, kedudukan yang hendak dicapai tergantung pada usaha dan kemampuan si individu. Memang benar bahwa anak seorang pengusaha mempunyai peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang tukang sapu jalan.

Akan tetapi, kebudayaan dalam masyarakat tidak menutup kemungkinan bagi anak tukang sapu untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan yang semula dipunyainya.

Namun kenyataan tidaklah seideal itu. Dalam masyarakat selalu ada hambatan dan kesulitan-kesulitan, misalnya birokrasi (dalam arti yang kurang baik), biaya, kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat, dan lain sebagainya.

Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial para individu berbeda, maka mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi.

Bila tingkat mobilitas sosial rendah, maka tentu saja kebanyakan orang akan terkungkung dalam status para nenek moyang mereka.

Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli

Definisi mobilitas sosial menurut beberapa ahli sosiologi :

  1. William Kornblum (1988: 172)

Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dankelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.

  1. Michael S. Basis (1988: 276)

Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungansosioekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.

  1. Edward Ransford (Sunarto, 2001: 108)

Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosialsecara hierarki.

  1. Kimball Young dan Raymond W. Mack (Soekanto, 2001: 275)

Mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-polayertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.Jadi, mobilitas sosial adalah suatu perubahan atau perpindahan kelas sosial, baik keatas maupun ke bawah, yang dialami oleh individu atau kelompok sosial, sehinggamemberikan dampak berupa kelas baru yang diperoleh individu atau kelompok tadi

  1. Menurut Paul B. Horton

Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W.

Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi Mobilitas Sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

Cara Untuk Melakukan Mobilitas Sosial

Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :

  1. Perubahan Standar Hidup

Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status.

Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Manager, sehingga tingkat pendapatannya naik.

Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.

  1. Perubahan Tempat Tinggal

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah.

Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

  1. Perubahan Tingkah Laku

Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya.

Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.

Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.

Bentuk Mobilitas Sosial

  1. Mobilitas Sosial Horizontal

Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.

Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.

  1. Mobilitas Sosial Vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Mobilitas Vertikal Ke Atas (Social Climbing)

Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tersebut telah ada sebelumnya.

Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.

Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi.

  • Mobilitas Vertikal Ke Bawah (Social Sinking)

Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama.

  • Turunnya kedudukan.

Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.

  • Turunnya derajat kelompok

Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.

  1. Mobilitas Antargenerasi

Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi.

Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.

Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.

  1. Mobilitas Intragenerasi

Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang terjadi di dalam satu kelompok generasi yang sama.

Contoh: Pak Darjo adalah seorang buruh. Ia memiliki anak yang bernama Endra yang menjadi tukang becak. Kemudian istrinya melahirkan anak ke-2 yang diberi nama Ricky yang awalnya menjadi tukang becak juga.

tetapi Ricky lebih beruntung sehingga ia bisa mengubah statusnya menjadi seorang pengusaha sementara Endra tetap menjadi tukang becak.

Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya di sebut Mobilitas Antargenerasi.

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

  1. Faktor Struktural

Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya.

Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :

  • Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
  • Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah
  • Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
  1. Faktor Individu

Faktor Individu adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :

  • Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial.
  • Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
  • Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan.
  1. Status Sosial

Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri.

Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.

  1. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar.

Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas

  1. Situasi Politik

Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara.

Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.

  1. Kependudukan (Demografi)

Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela.

Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.

  1. Keingina Melihat Daerah Lain

Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.

  1. Perubahan kondisi sosial

Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat.

Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

  1. Ekspansi teritorial dan gerak populasi

Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial.

Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.

  1. Komunikasi yang bebas

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial.

Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

 

Dampak Mobilitas Sosial

  1. Dampak Positif

Bisa memberikan motivasi bagi masyarakat untuk maju dan berprestasi agar dapat memperoleh status yang lebih tinggi.

  1. Dampak Negatif

Setiap perubahan (mobilitas) pasti akan memiliki dampak negatif, dan hal itu bisa berupa konflik.

Dalam masyarakat bayak ragam konflik yang mungkin terjadi akibat dari terjadinya mobilitas ini, seperti terjadinya konflik antar kelas, antar generasi, antar kelompok dan lain sebagainya.

Sehingga akan berakibat pada menurunnya solidaritas baik kelompok atau antar kelompok.

Demikian pembahasan kali ini tentang Sifat Dasar Mobilitas Secara Detail dan Lengkap, semoga bermanfaat jangan lupa di share sobat

Artikel Lainnya :